Sabtu, 08 Februari 2014

Antologi Puisi

Sabtu, Februari 08, 2014 By Unknown No comments





IMAJINASI TAK SEMPURNA
hari ini ku tuliskan
apa yang tak ku ketahui
yang sesungguhnya lama ku cari
hanya fatamorgana

bias tiada kuasa termakan waktu
jengkal retakan fikiran ini
semakin membuat negasiku
di antara kau, mencari fatamorgana yang nyata

bias, tertelan kita yang mencari
hal imajiner, tak terlukiskan indrawi
abstrak terlihat, hanya nampak hayal
tak berwujud, ia bebas
waktu pun enggan menjadi penjara baginya

estetika pun tak kuasa memujanya
seberkas imajiner, itu membuat jiwa kita singgah
di antara ia yang menemukan, bukan tuk kesempurnaan
namun tuk menuju apa itu nyata

(Malang. 2012. Bimo Wicaksono)
MENGHITUNG HARI
detik demi detik...
lantunan doa selalu terucap
ketika awan menangis menjatuhkan titik kristalnya
hening malam mengiringi dunianya
dia berduka...
detik demi detik...
sujud yang ia lakukan
ketika air laut bergelombang mengenai batu karang
perahu kasih tak pernah bertepi
dia sakit...
detik demi detik...
syukur selalu bersamanya
ketika malaikat tiba di sampingnya
Masya Allah, dia telah menempati tempat terindah
menghitung hari...
dia telah pergi untuk selamanya...
(Malang. 2012. Bunga Wijayanti)

CAHAYA BERSAMA
Berada dalam gelap.
Menemui secercah cahaya.
Memberi sinar kebaikan pada seseorang yang mau berubah.
Lepas dalam suatu kegelapan.
Membiasi cahaya kebaikan yang abadi.
Cahaya itu juga memberikan senyuman.
Namun, akankah senyuman itu selalu ada?
Hanya keyakinan hati untuk mempertahankan seyum itu.
Agar tetap terjaga ketat.
Terbesit keraguan.
Melangkah awal untuk menyempurnakaannya.
Keyakinan telah menghapus keraguan,
Untuk mendapatkan kesempurnaan.
Kebaikan, kebahagiaan dan senyuman tanpa bayangan kegelapan.

(Malang. 2012. Erma Lestari)                                                
                                  

0 komentar:

Posting Komentar